Minggu, 22 Juni 2014

Analisis karya sastra Puisi



PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
       Karya sastra merupakan karya imajinatif bermediumkan bahasa yang fungsi estetiknya dominan. Sebagai media ekspresi sastra, bahasa sastra dimanfaatkan oleh sastrwan guna menciptakan efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Bahasa sastra sebagai media ekspresi sastrawan dipergunakan untuk memperoleh nilai seni karya sastra, dalam hal ini berhubungan dengan style ‘gaya bahasa’ sebagai sarana sastra. Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan bahasa khas sesuai dengan bahasa khas sesuai dengan kreatifitas, kepribadian, dan karakter pengarang untuk mencapai efek tertentu, yakni efek estetik atau efek kepuitisan dan efek penciptaan makna.
       Karya sastra pada setiap katanya memiliki tautan emotif, moral, atau ideologis di samping maknanya yang netral.oleh karena itu gaya bahasa merupakan pemnfaatan potensi bahasa yang ekspresif dan emotif sifatnya yang ditambahkan dalam penyajian gagasan yang netral dan sifatnya opsional, manasuka. Aplikasi pemanfaatan gaya bahasa dalam karya sastra sangat bergantung kepada individu sastrawan yang dipengaruhi oleh latar belakang sosiohistoris masing-masing. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa gaya bahasa itu bersifat pribadi atau yang mencermikan orangnya.
       Style ‘gaya bahasa’ menurut Sudjiman (dalam Ali Imron, 2009: 46) mencakup diksi (pilihan kata/ leksikal), struktur kalimat, majas, dan citraan. Pola rima, matra yang digunakan seorang sastrawan atau yang terdapat dalam karya sastra. Aspek-aspek stilistika dalam karya sastra yang meliputi gaya bunyi (fonem), gaya kata (diksi), gaya kalimat (sintaksis), gaya wacana (discourse), dan bahasa figuratif (figuratif language). Pembahasan pada analisis dibawah ini membahas tentang aspek-aspek stilistika pada puisi karya Andri Vb yang berjudul “waktu”.

Pengarang: Andri vb “Senja Dalam Masa”
WAKTU
Waktu tak pernah menunggu
Bergulir dan melaju
Waktu tak pernah berseteru
Berjalan saja seperti tak mau tahu
Siapa yang bisa berhentikan waktu
Siapa yang mampu tunda waktu
Kebahagian begitu saja berlalu
Kepedihan seperti tak pernah berlalu
Waktu tak pernah menunggu hanya kita yang berharap dapat tunggu
Dari dulu

Hasil analisis aspek-aspek stilistika pada puisi karya Andri vb yang berjudul “waktu” adalah sebagai berikut:
1.      Gaya bunyi (Fonem)
       Fonem atau bunyi bahasa merupakan unsur lingual terkecil dalam satuan bahasa yang dapat menimbulkan dan/ atau membedakan arti tertentu. Fonem terbagi menjadi vokal (bunyi hidup seperti a,i,e,o,u) dan konsonan (bunyi mati seperti b, f g,h,j,l,k dan sebagainya). Berikut adalah gaya bunyi (fonem) pada puisi Andri vb “waktu”
                   Waktu tak pernah menunggu
                   Bergulir dan melaju
                   Waktu tak pernah berseteru
            Pada puisi karya Andri vb tersebut terlihat penyair memanfaatkan asonansi atau pengulangan bunyi vokal yang sama pada rangkaian kata yang berdekatan pada satu baris yang berupa huruf vokal /u/, vokal tersebut menandakan suasana yang sendu. Adanya asonansi timbul suasana tertentu yang melukiskan bahwa oranglah yang menunggu waktu untuk dipanggil (mati) oleh Tuhannya dan bukan waktulah yang menunggu orang.

2.      Gaya Kata (Diksi)
       (Ali Imron, 2009: 49) menyatakan diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata yang dilakukan oleh pengarang dalam karyanya guna menciptakan efek tertentu. Dalam konteks ini denotasi dam konotasi tidak boleh diabaikan. Denotasi adalah arti lugas, yang sesuai dengan kamus, sedangkan konotasi adalah arti kias, yang diasosiasikan atau disarankannya. Berikut gaya kata (diksi) pada puisi karya Andri vb.
                   Waktu tak pernah menunggu
                   Siapa yang bisa berhentikan waktu
                   Siapa yang mampu tunda waktu
                   Kebahagian begitu saja berlalu
                   Kepedihan seperti tak pernah berlalu
                   Waktu tak pernah menunggu hanya kita yang berharap dapat tunggu
                   Dari dulu

        Gaya kata (diksi) denotasi terlihat pada baris 1, dan 5-10, penyair dalam karyanya ini menggunakan kata yang lugas yang sesuai dengan maksud pada kamus dan tidak ada kiasan kata.

                   Bergulir dan melaju
                   Waktu tak pernah berseteru
                   Berjalan saja seperti tak mau tahu

        Gaya kata (diksi) konotasi pada puisi Andri vb terlihat pada baris 2-4, Bergulir dan melaju dimaksudkan waktu terus berjalan kedepan, Waktu tak pernah berseteru dimaksudkan waktu tidak pernah berselih seperti halnya manusia, Berjalan saja seperti tak mau tahu dimaksudkan waktu berjalan terus dan tidak ada yang bisa menghentikan waktu.

3.      Bahasa Figuratif

       Bahasa figuratif merupakan retorika sastra yang sangat dominan. Bahasa figuratif merupakan cara pengarang dalam memanfaatkan bahasa untuk memperoleh efek estetik dengan pengungkapan gagasan secara kias yang menyaran pada makna literal (literar meaning). Bahasa figuratif dalam karya sastra dapat mencakup majas, idiom dan peribahasa. Berikut hasil analisis tentang bahasa figuratif pada puisi karya Andri vb “waktu”.

       Berjalan saja seperti tak mau tahu

      Pada kata tersebut menunjukan bahwa majas yang digunakan oleh penyair merupakan majas metafora yang menggunakan kata pembanding “seperti”, seakan-akan waktu itu disamakan dengan orang yang bisa berjalan. Pada perkembangan makna maja secara sinkronis puisi tersebut. Pada puisi tersebut bahasa figuratifnya hanya menggunakan majas metafora saja. Idiom dan peribahasa tidak digunakan. Karena pada puisi diatas penyair hanya berbagi pengetahuan bahwa waktu terus berjalan dan tidak bisa berhenti, serta tidak ada yang bisa menghentikan waktu. Penyair berpesan kepada pembaca bahwa waktu tidak pernah menunggu, akan tetapi kita lah yang ditunggu untuk mati.

Simpulan
                    Puisi karya Andri Vb yang berjudul “waktu” sebagian besar isi setiap barisnya memberi sebuah pengetahuan atau pengertian kepada pembaca bahwa waktu akan terus berjalan dan waktu tidak pernah berhenti, sampai kita dipanggil oleh Tuhan. Gaya bahasa yang digunakan penyair yaitu metafora. Pemilihan kata yang digunakan sebagian besar menggunakan kata denotasi atau makna sebenarnya.

Daftar Pustaka
        Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2009. Teori, Metode, dan Aplikasi Estetika Bahasa. Surakarta: CakraBooks.















1 komentar:

  1. Is the Coin Casino Worth Playing? Casino Whispers
    The casino is one of 인카지노 the most 카지노 respected Bitcoin and cryptocurrency casinos around, and 바카라 its casino balance and quality is unmatched. This means you can

    BalasHapus